PENDUDUKAN JEPANG DAN UPAYA MEMPERSIAPKAN KEMERDEKAAN INDONESIA
- zaman Pendudukan Jepang
Pendudukan Jepang di Indonesia dipimpin oleh Letjen Hitoshi Imamura diawali di kota Tarakan, Kalimantan Timur, tanggal 10 Januari 1942. Selanjutnya Minahasa, Balik Papan, Ambon, Pontianak, Makassar, Banjarmasin, Palembang dan Bali
yang berhasil diduduki Jepang selama Januari – Pebruari 1942.. Kota
Jakarta berhasil diduduki tanggal 5 Maret 1942. Tentara Belanda yang
dipimpin Letjen H. Ter Poorten merasa kewalahan menghadapi serbuan kilat
tentara Jepang kemudian mundur menuju Subang, Jawa Barat. Didaerah ini
pula (Kalijati) tentara Belanda menyerah tanpa syarat kepada tentara
Jepang tanggal 8 Maret 1942. Sejak saat itu, mulailah masa pemerintahan pendudukan Jepang di Indonesia.
Pada masa pendudukan Jepang, Indonesia dbagi menjadi 3 wilayah yang dipimpin oleh pemerintahan mliter, yaitu :
- Jawa dan Madura diperintah oleh tentara keenambelas Angkatan Darat (Rikugun) yang berpusat di Jakarta
- Sumatra diperintah oleh tentara kedua puluh lima Angkatan Darat (Rikugun) yang berpusat di bukittinggi
- Indonesia bagian timur diperintah Armada Selatan kedua angkatan laut (Kaigun), yang berpusat diujung Pandang
Setelah
menduduki Indonesia, Jepang mengeluarkan peraturan yang melarang semua
rapat dan kegiatan yang bersifat politik. Tanggal 20 Maret 1942,
pemerintah Jepang mengeluarkan aturan yang isinya membubarkan
perkumpulan, namun tanggal 15 Juli 1942, perkumpulan yang bersifat
social, budaya, olahraga atau kesenian diperbolehkan berdiri. Kegiatan
yang bersifat politik tetap dilarang.
Untuk menarik simpati dan dukungan rakyat Indonesia, Jepang mempropagandakan Gerakan 3 A, yaitu Nippon Cahaya Asia, Nippon Pelindung Asia dan Nippon Pimimpin Asia. Gerakan ini dipimpin oleh Mr. Syamsudin. . Akan tetapi gerakan ini kurang mendapat sambutan dari rakyat, karena rakyat tidak mau diperalat oleh Jepang.
Mewaspadai politik Jepang, para pemimpin gerakan nasional mengambil dua pendekatan taktik yang berbeda, yaitu :
- Jalan Legal (Kooperatif), yaitu bersedia bekerjasama dengan Jepang. Gerakan ini dipimpin oleh Soekarno dan Moh. Hatta
- Jalan illegal (non kooperatif), gerakan bawah tanah atau gerakan tersembunyi karena tidak mau bekerjasama dengan Jepang. Gerakan ini dipimpin oleh Amir Syarifudin dan Sutan Syahrir.
Pada masa penjajahan Jepang, kekayaan Indonesia dikras habis sehingga rakyat kelaparan. Para pemuda dipersiapkan untuk mempertahankan Indonesia dalam Perang Asia Timur Raya. Demi pendudukan Jepang. Rakyat Indonesia
dijadikan Romusha untuk mengerjakan proyek Jepang, seperti jalan,
pelabuhan dan lapangan terbang. Selain itu ada polisi militer (Kempetai)
yang bertindak sangat kejam untuk menyiksa atau membunuh rakyat yang
dianggap membantah perintah Jepang.
Para
pemimpin pergerakan menyadari bahwa melawan dengan kekuatan senjata
tidak mungkin, sebab dari segi militer, Jepang lebih kuat.Untuk melawan
Jepang, terlebih dahulu harus memanfaatkan berbagai organisasi yang
dibentuk Jepang sendiri.
- Organisasi pergerakan Nasional pada masa pendudukan Jepang
1. Majelis Islam A’la Indonesia (MIAI)
Dibentuk
masa penjajahan Belanda bulan september 1937. Pembentukan MIAI
diprakarsai oleh K.H. Mas Mansyur (Muhammadiyah), K.H. Ahmad Dahlan,
K.H. Wahab Chasbullah (NU) dan Wondoamiseno (PSII). Tujuan
organisasi ini adalah membicarakan dan memutuskan semua soal yang
dipandang penting bagi kemaslahatan umat dan agama islam. Pada masa
penjajahan Jepang, organisasi ini tidak dibubarkan, kerana kegiatannya
bersifat keagamaan dan tidak mengadakan kegiatan politik, dan strategi
pergerakan yang diterapkan MIAI bersifat kooperatif.
Pada
awalnya kegiatan MIAI hanya dibidang agama saja, tetapi pada akhirnya
MIAI melibatkan diri dalam kegiatan politik. Hal ini tampak dari
dukungan MIAI terhadap GAPI yang menginginkan Indonesia berparlemen dan
MIAI juga menghendaki agar yang menjadi kepala negara adalah orang
Indonesia yang beragama islam dan dua pertiga dari menteri-menteri
haruslah orang islam.
Karena
perkembangannya yang pesat dan dinilai telah mengancam eksistensi
pemerintah Jepang. Pada tahun 1943, MIAI dibubarkan dan sebagai gantinya
dibentuk Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi).
2. Masyumi
Masyumi
berdiri sebagai pengganti MIAI tahun 1943, yang diketuai oleh K.H. Mas
Mansyur dan didampingi K.H. Hasyim Asyari. Organisasi ini segera
dimanfaatkan oleh tokoh pergerakan Indonesia untuk mengkonsolidasikan
organisasi-organisasi Islam seperti Muhammadiyah, NU, Persatuan Islam
dan SI.
Seperti
organisasi pergerakan Islam, Masyumi memiliki visi bahwa setiap umat
islam diwajibkan untuk Jihad Fisabilillah (berjuang dijalan Allah) dalam
berbagai bidang, termasuk bidang politik..
Kum
muda muslim, khususnya para santri dipersiapkan untuk berjuang secara
fisik maupun secara politis. Masyumi sampai masa pemerintahan Orde Lama
merupakai partai politik yang tangguh dan memiliki basis massa yang
banyak sebelum akhirnya dibubarkan oleh presiden Soekarno tahun 1960-an.
3. PUTERA (Pusat Tenaga Rakyat)
Organisasi
ini dibentuk pada bulan maret 1942, dibawah pimpinan empat serangkai
yaitu Ir. Soekarno, Mohammad Hatta, Ki Hajar Dewantara dan K.H. Mas
Mansyur. Tujuan dibentuknya PUTERA oleh Jepang adalah untuk memusatkan
seluruh kekuatan masyarakat dalam rangka membantu usaha Jepang dalam
Perang Asia Timur Raya. Sedangkan tugas pemimpin PUTERA adalah memimpin
rakyat agar kuat melaksanakan kewajiban dan bertanggung jawab untuk
menghapus pengaruh barat, berusaha mempertahankan Asia Raya dan
mempererat persaudaraan Indonesia-Jepang.
Empat
Serangkai dianggap oleh Jepang sebagai lambang dari Pergerakan Nasional
Indonesia. Sebaliknya pemimpin Indonesia memanfaatkan Putera untuk
mempersiapkan Indonesia merdeka, sehingga dalam perkembangan selanjutnya
Putera menjadi sebuah wadah pemupukan rasa nasionalisme dikalangan
rakyat Indonesia.
4. Cuo Sangi In
Atau
Badan Pertimbangan Pusat dibentuk pemerintah Jepang. Tadinys badan ini
dimaksudkan Jepang sebagai pengendali politi di Indonesia. Tetapi,
justru oleh para pemimpin pergerakan nasional dimanfaatkan untuk
mengimbangi politik jepang.
Tugas
Cuo Sangi In adalah mengajukan usul dan menjawab pertanyaan pemerintah
Jepang. Badan ini kemudian dijadikan sarana strategis bagi para tokoh
pergerakan Indonesia. Bangsa Indonesia diberi kesempatan menduduki
jabatan kepala Departemen dan Residen yang sulit didapatkan pada masa
pemerintahan Belanda
5. Jawa Hokokai
Tahun 1944, panglima tertinggi tentara Jepang di Jawa menyatakan berdirinya Jawa Hokokai (Himpunan Kebaktian Jawa).
Organisasi ini lahir didorong oleh situasi Perang Asia timur Raya yang
semakin gencar. Jawa Hokokai diorientasikan untuk memupuk semangat
kebaktian, yaitu bersedia untuk mengorbankan diri, mempertebal
persaudaraan dan melaksanakan tugas untuk kepentingan pemerintah
pendudukan Jepang.
Pimpinan Jawa Hokokai ditangani langsung oleh pimpinan militer Jepang dan anggotanya diseleksi ketat. Jaringan
organisasi dari pusat sampai daerah memiliki bidang kegiatan seperti
guru, kewanitaan, perusahaan dan kesenian. Jawa Hokokai juga bertugas
mengerahkan rakyat secara paksa untuk mengumpulkan adi, permata, besi
tua serta menanam jarak. Hasilnya harus diserahkan kepemrintah Jepang
untuk membiayai Perang Asia Timur Raya.
6. seinendan, Fujinkai dan Keibodan
Pada
periode tahun 1944-1945 perang Asia Timur Raya semakin berkecamuk.
Untuk mempertahankan darah pendudukannya Jepang membutuhkan dukungan
dari rakyat yang dijajahnya.
Oleh
karena itu Jepang membentuk organisasi semi militer Seinendan (barisan
pemuda) tanggal 9 Maret 1943, yaitu barisan pemuda yang anggotanya
berusia 14-22 tahun. Tujuan dibentuknya Seinendan adalah mendidik dan
melatih para pemuda untuk dapat mempertahankan tanah airnya dengan
kekuatan sendiri. Padahal, maksud sebenarnya adalah mempersiapkan pemuda
Indonesia membantu Jepang menghadapi pasukan Sekutu.
Untuk
memenuhi kebutuhan tenaga kerja wanita, pada bulan agustus 1943, Jepang
membentuk Fujinkai (Himpunan Wanita) dengan usia anggota 15 tahun
keatas. Anggota Fujinkai juga diberi latihan kemiliteran yang
dipersiapkan untuk dapat membantu militer Jepang.
Untuk
memenuhi keperluan tenaga pembantu kepolisian, dibentuklah Keibodan
(Barisan Bantu Polisi). Usia anggota antara 20-25 tahun. Pemuda yang
diterima menjadi anggota Keibodan adalah semua laki-laki yang berasal
dari tiap desa dan dibentuk didesa-desa untuk mengisolasi dari pengaruh
kaum nasionalis. Mereka diawasi oleh polisi dengan sangat ketat.
7. Barisan pelopor, Heiho dan Pembela Tanah Air (PETA)
Untuk
menyiapkan rakyat Indonesia membantu pemerintah Jepang dalam Perang
Asia Timur Raya, maka tanggal 14 September 1944 dibentuk Barisan pelopor, pemimpinnya ditunjuk dari golongan nasionalis seperti Ir. Soekarno, R.P. Suroso, Otto Iskandardinata dan dr. Buntaran.
Barisan
Pelopor dilatih cara menggunakan senapan dari kayu, bambu runcing serta
dikerahkan untuk mendengarkan pidato dari para pemimpin pergerakan
nasional. Melalui Barisan Pelopor ini, para pemuda terpelajar memasukkan
pengaruhnya kepada rakyat.
Pada
bulan April 1943, Jepang mengumumkan dan membuka kesempatan bagi para
pemuda Indonesia untuk ikut menjadi anggota pembantu prajurit Jepang
(Heiho). Anggota Heiho langsung ditempatkan dalam struktur organisasi
militer Jepang, baik angkatan darat maupun angkatan laut. Heiho dianggap
sebagai bagian dari angkatan perang Jepang sehingga langsung
diterjunkan dalam medan pertempuran menghadapi sekutu diberbagai front
pertempuran. Para Heiho bukan hanya dikirim diwilayah Indonesia,
melainkan juga dinegara lain seperti kepulauan Solomon, Filipina dan
Indo Cina.
Selanjutnya tanggal 3 Oktober 12943, Panglima Tentara Jepang di Jawa mengumumkan pembentukan tentara sukarela Pembela Tanah Air (PETA). Maka dilatihlah puluhan calon perwira di Bogor. Setelah lulus, mereka kemudian diangkat menjadi daidanco (Komandan Batalyon), codanco (Komandan Kompi) dan syudanco (Komandan Batalyon) dan ada pula yang didik menjadi budanco (Komandan Regu)
8. Dokuritsu Junbi Cosakai
Kedudukan
Jepang semakin terdesak oleh sekutu. Oleh karena itu untuk menarik
simpati rakyat Indonesia, pemerintah Jepang menjanjikan akan memberikan
kemerdekaan dikemudian hari sebagaimana yang diungkapkan oleh perdana
menteri Koiso. Maka pada tanggal 1 Maret 1945 Letnan Jendral Kumakici Harada mengumumkan terbentuknya Dokuritsu Junbi Kosakai atau Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Badan ini beranggota 60 orang dan diketuai oleh Dr. Radjiman Wedyodiningrat.
Tugas
BPUPKI adalah menyelidiki dan mempelajari hal-hal penting yang
menyangkut maslah tata pemerintahan atau pembentukan negara Indonesia
merdeka. Badan ini diperbolehkan untuk melakukan propaganda menyebarkan
berita tentang persiapan kearah kemerdekaan Indonesia.
- Reaksi Rakyat Indonesia Terhadap Pemerintah Pendudukan Jepang
- Reaksi berupa perlawanan bersenjata
Keganasan
tentara Jepang selama berada di Indonesia telah membangkitkan kemarahan
rakyat. Beberapa tokoh masyarakat segera mengadakan perlawanan,
sehingga timbullah pemberontakan terhadap Jepang diberbagai tempat :
- Pemberontakan Cot Plieng di Aceh
Dipimpin oleh seorang ulama muda bernama Tengku Abdul Jalil,
guru ngaji di Cot Plieng. Peristiwa ini terjadi beberapa kali dan
puncaknya terjadi tanggal 10 Nopember 1942. Perlawanan tersebut terjadi
karena pasukan Jepang melakukan penghinaan terhadap umat islam Aceh
dengan cara membakar masjid dan membunuh sebagian jamaah yang sedang
shalat subuh. Rakyat Aceh yang merasa terhina akhirnya melakukan
perlawanan terhadap Jepang.
- Pemberontakan Rakyat Sukamanah
Dipimpin oleh K.H. Zainal Mustofa.
Pemberontakan ini berawal dari pemaksaan Jepang kepada santri di
Sukamanah untuk melakukan Seikirei atau menghormat kepada Kaisar Jepang
dengan cara membungkukkan setengah badan kearah matahari. Para petanii
menolaknya sehingga timbulah bentrokan antara pasukan Jepang dengan
petani Sukamanah. dalam peristiwa itu K.H. Zainal Mustafa dapat
ditangkap kemudian diadili setelah Jepang mengirimkan pasukan tanggal 25
Pebruari 1944.
- Pemberontakan di Indramayu
Terjadi bulan Juli 1944, dipimpin H. Mdriyas. Penyebabnya karena rakyat tidak tahan terhadap kekejaman yang dilakukan oleh tentara Jepang.
- Pemberontakan Teuku Hamid di Aceh
Terjadi
bulan November 1944 dipimpin seorang perwira Giyugun bernama Teuku
Hamid. Pemberontakan ini tidak terjadi dengan lancar karena keluarga
Teuku Hamid diancam akan dibunuh sehingga akhirnya Teuku Hamid terpaksa
kembali.
- Pemberontakan PETA di Blitar
Dipimpin seorang komandan Peleton PETA bernama Supriyadi
tanggal 14 Pebruari 1945. Pemberontakan ini terjadi karena anggota PETA
tidak tahan melihat kesengsaraan rakyat didaerahnya dan banyak rakyat
yang dijadikan Romusha dan meninggal selama dipekerjakan di daerah
mereka.
Pemberontakan
tersebut sangat merepotkan pemerintah Jepang, tetapi pemberontakan ini
mengalami kegagalan karena persiapan tidak matang dan rakyatpun tidak
mendukung terhadap pemberontakan tersebut.
Melalui
tipu muslihat dengan menyerukan agar para pemberontak menyerah saja dan
akan dijamin keselamatannya dan dipenuhi segala tuntutannya, maka para
pemimpin pemberontakan bisa ditangkap dan diadili di Jakarta. Sebanyak 6
orang dijatuhi hukuman mati dan 35 orang dihukum 2 tahun sampai seumur
hidup.
Adapun
Supriyadi, tidak diketahui nasibnya. Namun sebagian orang yakin bahwa
Supriyadi telah ditangkap dan diam-diam telah dibunuh oleh pemerintah
Jepang.
- Reaksi Berupa Perlawanan Non-Senjata
Selain perlawanan senjata, ada pula rakyat yang menentang jepang dengan strategi non-kooperatif. Misalnya Sukarni dan Chaerul Saleh. mereka membuat organisasi tersendiri dengan nama Pemuda Menteng 31.
Pada
waktu Jepang mendekati kekalahan total dan untuk meredakan mobilisasi
rakyat Indonesia, Jendral Terauci selaku panglima tertinggi tentara
Jepang di Asia Tenggara memanggil Ir Soekarno dan Moh. Hatta agar datang
ke Dalat, Vietnam. Tujuannya untuk membicarakan kemerdekaan Indonesia. Pertemuan ini berlangsung tanggal 9 – 14 Agustus 1945.
Terauci memberitahukan keputusan Jepang, bahwa Indonesia akan diberi
kemerdekaan dengan luas wilayah mencakup seluruh bekas jajahan Belanda.
Beberapa
pemuda mencurigai niat Jepang tersebut, bahwa Jepang memperalat tokoh
nasional untuk kepentingan Jepang. Mereka menolak kemerdekaan yang akan
diberikan Jepang sebagai hadiah bagi bangsa Indonesia. Mereka bertekad
bahwa kemerdekaan harus dicapai dengan perjuangan bangsa Indonesia
sendiri.
Beberapa tokoh yang bersikap seperti itu :
- Kelompok Sukarni bersama-sama dengan Adam Malik, Armunanto, Pandu Kartawiguna dan Maruta Nitiwihardjo
- Kelompok Syahrir dengan tokoh utamanya Sutan Syahrir sendiri.
- Kelompok pelajar, yaitu Chaerul Saleh, Johan Nur, Sayoko, Syarif Thayeb, Darwis dan Eri Sadewo
- Kelompok Kaigun, Yaitu Ahmad Subarjo, Sudiro, Wikana dan E. Khairuddin
Kelompok
pemuda tersebut mendesak Soekarno agar saegera memproklamasikan
kemerdekaan Indonesia, yang pada akhirnya setelah dinegosiasikan
berujung pada kesediaan Soekarno dan Moh. Hatta memproklamasikan
kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945.
- Dampak Pendudukan Jepang dalam Berbagai Aspek Kehidupan
- Bidang Politik
Sejak
masuknya Jepang di Indonesia, organisasi yang berkembang pada saat itu
dihapuskan dan diganti dengan organisasi buatan Jepang. Tetapi,
pemerintah Jepang masih membiarkan kesempatan pada golongan nasionalis
islam karena dinilainya sangat anti-barat, sehingga organisasi MIAI
masih diperbolehkan tetap berdiri, tetapi karena perkembangannya
dianggap membahayakan Jepang, akhirnya MIAI dibubarkan dan diganti
dengan Masyumi.
Sikap
Jepang jelas mempengaruhi gaya dan taktik para politisi nasional dan
para pejuang Indonesia lainnya saat itu, dengan memanfaatkan organisasi
buatan Jepang. Pada akhirnya berbagai bentuk organisasi bentukan Jepang
dimasuki dan dipengaruhi oleh para pejuang nasional. Dengan demikian,
lambat laun keterlibatan mereka semakin mendewasakan dan mematangkan
perjuangan bangsa Indonesia.
- Bidang Pendidikan
Pendidikan
zaman Jepang mengalami perubahan secara drastis. Dimana sistem
pengajaran dan kurikulum disesuaikan dengan kepentingan perang. Siswa
wajib mengikuti latihan dasar kemiliteran. Jepang juga menanamkan
semangat Jepang dan siswa wajib menghapal lagu kebangsaan Jepang. Para
guru diharuskan mengikuti kursus bahasa Jepang. Juga diwajibkannya
menggunakan bahasa Jepang dan Indonesia sebagai bahasa pengantar
disekolah untuk menggantikan bahasa Belanda. Melalui pendidikan, Jepang
bermaksud mencetak kader-kader yang akan mempelopori dan merealisasikan
konsepsi ”Kemakmuran Bersama Asia Timur Raya”.
- Bidang Ekonomi
Pada
pendudukan Jepang, kegiatan ekonomi diarahkan untuk kepentingan perang
Jepang. Jepang berusaha menguasai sumber bahan mentah untuk industri
Jepang. Yang pada prakteknya sangat memeras sumber daya alam dan sumber
daya manusia. Jepang juga menyita perkebunan, pabrik, bank dan
perusahaan vital lainnya.
Sebagian
hasil panen harus diserahkan kepada pemerintah. Rakyat diperbolehkan
memiliki 40% hasil panen mereka, 30%disetor kekoperasi dengan harga yang
ditetapkan pemerintah dan sisa 30% disediakan untuk bibit dan harus
disimpan dilumbung desa. Kadang-kadang semua itu dirampas oleh Jepang
sehingga rakyat hanya makan keladi yang gatal, ubi jalar atau bekicot
serta makanan lain yang tidak layak. Selain itu, Jepang juga
mengharuskan kaum pria yang muda dan sehat serta produktif untuk menjadi
serdadu pekerja (Romusha). Akibatnya tidak sedikit nyawa yang terenggut
saat itu.
- Bidang Budaya
Jepang
sebagai negara fasis selalu berusaha untuk dapat menanamkan
kebudayaannya. Salah satu cara Jepang adalah kebiasaan menghormat kearah
matahari terbit. Hal ini berarti bahwa cara menghormat tersebut
merupakan salah satu tradisi Jepang untuk menghormati kaisarnya yang
dianggap keturunan Dewa Matahari.
- Mobilitas Sosial
Pendudukan
Jepang berpengaruh terhadap mobilitas sosial masyarakat, terutama
perpindahan penduduk dan perubahan struktur sosial masyarakat
diakibatkan kebutuhan Jepang dalam menghadapi perang melawan sekutu.
Rakyat dijadikan sebagai Romusha sehingga berpengaruh pada perekonomian
desa karena sawah dan ladang tidak terkelola dengan baik.
Pendudukan
Jepang juga berpengaruh terhadap mobilitas sosial dalam arti sosial
politik. Karena organisasi yang dibentuk Jepang dan bertujuan untuk
kepentingan Jepang, sebaliknya dimanfaatkan oleh tokoh pergerakan
nasional untuk kepentingan nasional, yaitu memperjuangkan Indonesia
merdeka.
- Militer
Demi
untuk memenuhi kepentingan perang Asia Timur Raya yang memerlukan
banyak tentara. Pemerintah Jepang berusaha mengerahkan porensi rakyat
Indonesia dengan membentuk pendidikan semi-militer dan militer, seperti :
Seinendan, Keobodan, Heiho dan PETA. Meskipun pengerahan tersebut
dilaksanakan untu kepentingan Jepang, namun bangsa Indonesia mendapat
keuntungan besar dari proses pendidikan militer ini. Hal ini terasa
gunanya, kelak pada saat bangsa Indonesia menghadapi sekutu dan Belanda
yang akan menjajah kembali Indonesia tahun 1945 – 1949.
- Bahasa Indonesia
Jepang
berusaha menghapus pengaruh barat di Indonesia. Antara lain dengan
pelarangan penggunaan Bahasa Belanda disekolah-sekolah dan pertemuan
resmi. Bahasa yang dboleh digunakan adalah bahasa Indonesia disamping
bahasa Jepang. Demikian pula buku-buku pelajaran maupun yang berbentuk
sastra, menggunakan bahasa Indonesia.
Bangsa
Jepang berusaha untuk menguasai bahasa Indonesia agar dapat
berkomunikasi dengan bangsa Indonesia. Sebaliknya, Bangsa Indonesia juga
harus mempelajari bahasa Jepang. Dengan demikian, kedua bahasa
mengalami perkembangan didarah pendudukan, khususnya Indonesia.
Berkembanglah bahasa Indonesia akibat kebijakan pemerintahan pendudukan
Jepang, baik dari segi tata bahasa maupun segi sastranya.
- Perjuangan Mmpersiapkan Kemerdekaan Indonesia
Sampai
tahun 1944, kedudukan Jepang dalam perang Pasifik sudah sangat
terdesak. Pada bulan Juli 1944 Pangkalan angkatan laut Jepang di Pulau
Saipan yang sangat strategis jatuh ketangan Amerika Serikat. Sehingga
menyebabkan terjadinya perubahan politik dinegara Jepang, yaitu perdana
menteri Tojo diganti oleh Perdana Menteri Koiso.
Pada
tanggal 7 September 1944, perdana Meteri Koiso mempermaklumkan janjinya
didepan Parlemen Jepang mengenai rencana pemberian kemerdekaan kepada
bangsa Indonesia dikemudian hari. Namun sebelum merealisasikan janjin
tersebut, Perdana menteri Koiso akan membentuk sebuah badan penyelidik
yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana usaha persiapan kemerdekaan
bangsa Indonesia.
Tindakan
ini sebenarnya hanya untuk menark simpati rakyat Indonesia agar
mendukung sepenuhnya pemerintahan pendudukan Jepang yang saat itu telah
terdesak oleh sekutu.
- Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (Dokuritsu Junbi Cosakai)
Sesuai
dengan janji Perdana Menteri Koiso, Letnan Jendral Kumakici Harada
tanggal 1 Maret 1945 membentuk BPUPKI yang diketuai oleh Dr. Radjiman Wedyodiningrat.
BPUPKI
bertugas menyelidiki dan mempelajari hal-hal penting mengenai maslah
tata pemerintahan atau pembentukan negara Indonesia merdeka.
Tanggal
1 April 1945 diumumkan nama anggota BPUPKI yang terdiri dari 60 orang
wakil dari berbagai komponen rakyat pribumi, ditambah 7 orang Jepang.
Selain ketua, ada pula ketua muda yang terdiri dari 2 orang yaitu
Ischibangase dan R.P. Suroso. Peresmian dan pelantikan pengurus BPUPKI
dilaksanakan tanggal 28 Mei 1945.
Dalam merumuskan hal-hal penting mengenai Indonesia merdeka, BPUPKI mengadakan 2 kali sidang :
- Sidang pertama (29 mei – 1 Juni 1945)
Dalam
sidang pertama ini, pembicaraan dipusatkan pada usaha merumuskan dasar
filsafat bagi negara Indonesia merdeka dengan membahas berbagai usul
dari peserta sidang.
Pada sidang tanggal 29 Mei 1945, M. Yamin mengemukakan gagasannya mengenai dasar negara kebangsaan Republik Indonesia :
- Peri Kebangsaan
- Peri Kemanusiaan
- Peri Ketuhanan
- Peri Kerakyatan
- Kesejahteraan Rakyat
Kemudian M. Yamin, menyampaikan gagasannya secara tertulis dengan rumusan sebagai berikut :
- Ketuhanan Yang Maha Esa
- Kebangsaan Persatuan Indonesia
- Rasa kemanusiaan yang adil dan beradab
- Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
- Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Pada sidang tanggal 31 Mei 1945, Prof. Dr. Supomo menyampaikan hasil pemikirannya mengenai dasar negara Indonesia merdeka :
- Persatuan
- Kekeluargaan
- Keseimbangan lahir dan bathin
- Musyawarah
- Keadilan rakyat
Pada tanggal 1 Juni 1945, Ir. Soekarno menyampaikan buah pikirannya tentang dasar negara Indonesia merdeka :
- Kebangsaan Indonesia
- Internasionalisme
- Mufakat atau Demokrasi
- Kesejahteraan Sosial
- Ketuhanan Yang Maha Esa
Kelima asas yang diusulkan Ir. Soekarno sesuai dengan petunjuk seorang ahli bahasa diberi nama Pancasila. Oleh karena itu setiap tanggal 1 Juni dikenal sebagi hari lahirnya Pancasila.
Kemudian
tanggal 22 Juni 1945, BPUPKI membentuk panitia perumus yang tugasnya
untuk membahas dan merumuskan hasil sidang pertama. Panitia perumus
tersebut dikenal dengan nama panitia kecil atau panitia 9, karena beranggotakan 9 orang :
- Ir. Soekarno (Ketua)
- Drs. M. Hatta (Wakil)
- K.H. Wachid Hasyim (Anggota)
- Kahar Muzakir (Anggota)
- Mr. A.A. Maramis (Anggota)
- Abikusno Tjokrosurojo (Anggota)
- H. Agus Salim (Anggota)
- Mr. Achmad Subarjo (Anggota)
- Mr. Moh. Yamin (Anggota).
Sebagai tindak lanjut dari sidang pertama maka direkomendasikan Piagam Jakarta (Jakarta Charter) tanggal 22 Juni 1945 yang berisi rumusan dasar negara dan rancangan Pembukaan UUD.
Adapun rumusan dasar negara berdasarkan piagam Jakarta adalah :
- Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat-syariat islam bagi pemeluk-pemeluknya
- Kemanusian yang adil dan beradab
- Persatuan Indonesia
- Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan
- Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
- Sidang Kedua ( 10 Juli – 16 Juli 1945 )
Pada sidang yang kedua BPUPKI berhasil membentuk tiga panitia :
- Panitia perancang UUD yang diketuai Ir. Soekarno
- Panitia Pembela Tanah Air yang diketuai Abi Kusno
- Panitia keuangan dan perekonomian yang diketuai Moh. Hatta
Panitia
perancang dalam sidangnya tanggal 11 Juli 1945 menerima konsep naskah
pembukaan UUD yang diambil dari piagam Jakarta. Panitia perancang
kemudian membentuk panitia kecil perancang Undang-Undang Dasar yang
diketuai Mr. Supomo. Ia bertugas menyempurnakan dan menyusun kembali
rancangan UUD yang telah disepakati.
Tanggal
13 Juli 1945, pembentuk Tim Panitia Kecil yang diketuai Ir. Soekarno
mengadakan sidang untuk membahas laporan hasil kerja Panitia Kecil
Perancang UUD yang diketuai Mr. Supomo. Dalam rapat Pleno tanggal 14
Juli 1945, BPUPKI menerima laporan Panitia Perancang UUD yang dibacakan
Ir. Soekarno :
- Pernyataan Indonesia merdeka
- Pembukaan UUD
- Batang Tubuh UUD
Setelah
melalui sidang yang alot, hasil kerja Panitia Perancang UUD akhirnya
diterima BPUPKI. Hal itu merupakan momentum penting dalam menentukan
masa depan bangsa dan negara Indonesia. Rumusan yang telah disempurnakan
dan diterima secara bulat oleh sidang tersebut kemudian dikenal dengan
Undang-Undang Dasar 1945.
- Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (Dokuritsu Junbi Inkai)
Pada
tanggaL 7 Agustus 1945, BPUPKI dibubarkan oleh pemerintah Jepang karena
dianggap terlalu cepat mewujudkan kehendak Indonesia merdeka dan
menolak adanya keterlibatan dari pemerintah Jepang dalam persiapan
kemerdekaan Indonesia. Sebagai pengganti BPUPKI, dibentuklah Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) atau Dokuritsu Junbi Inkai yang tugasnya
adalah mempersiapkan segala sesuatu yang menyangkut maslah
ketatanegaraan sehubungan dengan akan diserahkannya kekuasaan pemerintah
dari Jepang kepada bangsa Indonesia.
Pada
awlanya PPKI beranggotakan 21 orang: 12 dari Jawa, 3 dari Sumatra, 2
dari Sulawesi, 1 dari Kalimantan, 1 dari Nusa Tenggara, 1 dari Maluku
dan 1 dari masyarakat Tionghoa. Sebagai ketua diangkat Ir. Soekarno dan
M. Hatta sebagai wakilnya.
Kemudian
tanpa sepengatahuan Jepang, anggota PPKI ditambah 6 orang lagi yaitu
R.A.A. Wiranatakusumah, Ki Hadjar Dewantara, Mr. Kasman Singodimedjo,
Sayuti Melik, Iwa Kusumasumantri dan Mr. Ahmad Subardjo.
PPKI
merupakan badan pembentuk dan pendiri negara Republik Indonesia. Karena
PPKI telah berhasil menyelesaikan tugasnya dalam mempersiapkan segala
sesuatu sebagai syarat berdirinya negara yang merdeka dan berdaulat.
Meliputi pembentukan susunan pemerintahan dan alat kelengkapan lainnya,
seperti penentuan Presiden dan wakilnya, Parlemen (DPR) dan badan
peradilan. Sedang mengenai komponen batas wilayah negara dan penduduk,
hanya tinggal menunggu pengesahan. Sumber